Monday, March 27, 2017

KENANG DAN MAAFKAN

Terbangun dipagi hari dengan mengingat kehadiran dirimu kembali. Sekian lama tak berjumpa menciptakan rindu yang teramat besar padamu. Kau tahu kalau hati ini masih milikmu. Kau sangat paham hal itu. Dan yakinlah alasan mengapa hati ini masih sepi, karna diriku tak lagi dapat menemukan wanita layaknya seperti dirimu. 

Ketahuilah… Kenangan yang indah, terlalu mudah tuk kulupakan, tetapi kenangan bersama dirimu terasa  sulit. Bahkan hampir tak mampu diriku menghapus semua memori itu.

 Hari terus berganti, tahunpun terus menua , tubuh melemah tetapi kenangan kan tetap abadi.  Ia  tertancap dijiwa, tertanam dihati dan tertinggal saat jiwa terpisah raga.   

Apakah kau ingat saat kita menatap layar lebar yang terpaku dan menyaksikan cuplikan kisah cinta dua insan (habibi & ainun), dimana kulihat pada matamu terpancar harapan agar kisah cintamu juga seperti itu .  Apakah benar ??? 

Ya aku juga pernah berharap seperti itu. Kisah cinta yang romantis, yang cintanya tetap utuh walau pada akhirnya terpisah oleh waktu yang takkan kembali. Dan kisah yang  menjadi impian tiap pasangan.

Tapi maafkanlah diriku, yang dengan kejam menghancurkan harapanmu, harapan kita.  aku terlalu egois meninggalkanmu tanpa kau tahu alasan dariku. Maafkan aku. Itu menjadi kesalahan terbesar yang kualami. Aku tau bagaimana sakitnya hatimu pada saat itu. Aku tau besarnya harapanmu padaku. Tapi maafkanlah diriku, maafkan keegoisanku. Kau tau bahwasannya takkan pernah terulang kembali kisah cinta yang telah kita lalui. Takkan pernah ada kesempatan untuk kita kembali. Tetapi  Yakinlah meskipun kita tak lagi bersama. Do'aku masih menyertaimu. Kalau tidak dunia, kuyakinkan padamu suatu saat kita kan bertemu di tempat selanjutnya. 

Yang selalu kupercaya Jatuh cinta yang sebenarnya hanya sekali, dan itu pada dirimu. Dan cinta selanjutnya yang kan datang hanya menjadi pemanis dalam kerasnya kehidupan. Dan hanya menjadi cinta yang semu. Sampai kapanpun bayangmu tetap hadir menghampiri meski kutahu ragamu jauh tak lagi tersentuh jemariku. 







No comments:

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner